3.1.12

Berdayakan Perempuan Melalui Pelatihan Menjahit Sampul Agenda


Ibu-ibu peserta pelatihan menjahit sampul agenda
Siang itu, sekitar 15 orang ibu-ibu terlihat serius di depan mesin jahit. Beberapa anak kecil nampak asyik memperhatikan aktivitas sang ibu. Mereka adalah para peserta pelatihan menjahit sampul agenda yang difasilitasi oleh BKM Jangli Karya melalui KSM Kawula Mandiri, Kelurahan Jangli, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Pelatihan menjahit sampul agenda merupakan upaya BKM Jangli karya dan masyarakat Kelurahan Jangli untuk memberdayakan kaum ibu agar lebih memiliki kapasitas dalam mengatasi persoalan hidup termasuk persoalan himpitan ekonomi dalam bentuk pelatihan keterampilan.


Peserta pelatihan sebanyak 60 orang, sebagian besar adalah perempuan dari kalangan warga tidak mampu yang telah terdaftar di dalam data PS-2 (Pemetaan Swadaya). Dana pelatihan diambilkan dari BLM yang bersumber dari APBD murni Kota Semarang tahun 2010 sebesar Rp 9.350.000. Pelatihan dilaksanakan mulai pertengahan bulan September hingga November 2010. Pelaksanaan pelatihan dibagi kedalam dua angkatan yakni angkatan I dari bulan September-Oktober 2010 dan angkatan II bulan Oktober-November 2010. Masing-masing angkatan dibagi kedalam 2 kelas yakni kelas pagi yang dimulai pukul 10.00-12.00 Wib dan kelas sore pada pukul 15.00-17.00 Wib. Masing-masing kelas terdiri dari 15 perserta. Tempat pelatihan dilaksanakan di rumah Senen Sunanto di jalan Pancursari RT 01, RW 4, Kelurahan Jangli yang sekaligus sebagai tutor pelatihan. Ia dibantu oleh 2 orang asisten. Bapak Senen adalah warga kelurahan Jangli yang telah lama menekuni usaha penjahitan sampul agenda sehingga sangat paham mengenai teknik menjahit sampul agenda. Materi pelatihan disusun sendiri berdasarkan pengalamannya. Materi tersebut meliputi : 1) pengenalan mesin dan jenis barang. 2) Pembelajaran mesin, 3) Pembuatan pola, 4) Teknik pemotongan, 5) Teknik pengeleman, 6) Teknik penyusunan dan penjahitan, serta 7) finishing ( Penyempurnaan dan pemasangan kancing). 
Dalam satu kesempatan Senen Sunanto menyampaikan bahwa peserta pelatihan sangat antusias, itu lantaran mereka ingin sekali mempunyai keterampilan yang dapat memberikan tambahan penghasilan keluarga. Ia menjelaskan bahwa di Kelurahan Jangli banyak ibu-ibu muda yang tidak bekerja, sebagian yang lain bekerja sebagai pembantu rumah tangga pocokan seperti banyak terdapat di RW 4 tempat dimana pelatihan menjahit ini dilaksanakan. Semua itu dilakukan demi untuk membantu peningkatan ekonomi rumah tangga mereka. Pada umumnya suami mereka bekerja sebagai tukang kayu yang penghasilannya tidak tentu. “ kalo pas banyak proyek ya lumayan mas, tapi kalo pas sepi ya kadang buat makan aja susah”, demikian diungkapkan salah seorang peserta pelatihan. Adanya pelatihan menjahit ini tentu saja disambut positif karena memberi mereka peluang untuk mendapatkan keterampilan yang kelak dapat mereka gunakan untuk menambah penghasilan keluarga. Terkait materi pelatihan, Bapak Senen selaku tutor menyampaiakan bahwa materi yang iajarkan cukup untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai teknik pembuatan sampul agenda, selebihnya peserta pelatihan dapat meningkatkan keterampilannya dengan belajar memperdalam sendiri. Ia sendiri juga tidak keberatan untuk membantu peserta yang memang ingin menekuni usaha pembuatan sampul agenda atau bekerja sebagai tenaga lepas pada pengrajin sampul agenda. “kebetulan di daerah sini terdapat beberapa pengrajin sampul agenda, kadang-kadang mereka kesulitan untuk memenuhi order karena keterbatasan tenaga, dengan adanya pelatihan ini, peserta pelatihan dapat bekerja pada pengajin yang ada disekitar sini bahkan kalo sudah cukup terampil, mereka bisa membawa pekerjaannya untuk dikerjakan di rumah” jelasnya.

Upah sebagai tenaga lepas membuat sampul agenda cukup lumayan untuk menambah penghasilan keluarga. Dalam satu hari ( 6 jam) seorang pemula dapat menghasilkan 5-6 sampul agenda. Jasa untuk pembuatan sampul agenda dihargai 5 ribu rupiah per sampul, artinya dalam satu hari tenaga pemula bisa menghasilkan uang 25-30 ribu, kalau sudah terampil dalam satu hari bisa membuat 7-8 sampul sehingga uang yang diterima juga bertambah antara 35-40 ribu/hari. Hal yang sama juga disampaikan Siti, ketua KSM Kawula mandiri, “hasilnya lumayan mas, daripada ngerumpi, tidak produktif kan lebih baik kerja nambah penghasilan keluarga, apalagi pekerjaannya juga bisa dikerjakan dirumah, gak perlu meninggalkan keluarga”.

contoh sampul agenda yang sudah jadi
Melihat besarnya animo peserta pelatihan, Ir. Edy Setyarum selaku Koordinator BKM Jangli Karya bermaksud mendorong peserta pelatihan untuk membentuk KSM Ekonomi sehingga bisa mengaskses kredit di UPK. “Kami bermaksud mendorong peserta pelatihan agar berani berwiraswasta, untuk pinjaman awal kami akan berikan 500 ribu per orang untuk membeli mesin jahit bekas, kami sudah survey harganya sekitar 500 ribu atau kalau kesulitan mencari mesin jahit bekas, BKM siap memfasilitasi untuk membelikan mesin jahit bekas seharga pinjaman mereka (500 ribu)”.
Para peserta pelatihan juga merasa senang dengan pelatihan yang diselenggarakan, mereka berharap bekal keterampilan yang didapatnya melalui pelatihan pembuatan sampul agenda dapat memberi peluang bagi mereka untuk bekerja sebagai tenaga lepas atau membuka usaha pembuatan sampul agenda sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

No comments:

Post a Comment