29.12.11

Mengais Rejeki Dari Enceng Gondok

Tanaman enceng gondok
Pagi itu saya mengunjungi rumah Ibu Mariah, di Tambak Rejo Rt 01/03 Kelurahan Tambak Boyo, Kecamatan Ambarawa. Dia merupakan salah seorang anggota dari KSM ekonomi Arta Lestari yang di dikelola oleh BKM Anugerah Sejati, Kelurahan Tambak Boyo. Dia tinggal bersama suami dan empat orang anaknya. Sang suami bekerja sebagai nelayan di rawa pening,sedangkan ibu Mariah membantunya dengan bekerja membuat kerajinan dari enceng gondok yang dapat dia jual untuk menembah kebutuhan hidupnya sehari-hari. Untuk modal awalnya dia meminjam dana Pinjaman bergulir Rp.500.000,- dari UPK (Unit Pengelola Keuangan) BKM Anugerah Sejati. Saat ini dia telah mendapat pinjaman yang kedua yaitu sebesar Rp 800.000,-, Kata Bu Andri, manajer UPK, “ itu karena selama ini KSM Artha Lestari tidak pernah nunggak bayar angsuran”. Dari pinjaman UPK itulah Bu Mariah bergeliat mencari tambahan penghasilan dengan membuat kerajinan dari tanaman enceng gondok.

Proses pembuatan anyaman dari enceng gondok dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, pengrajin tanaman harus mencari tanaman enceng gondok yang banyak terdapat di rawa pening yang berdekatan dengan kelurahan Tambakboyo. Pencarian itu dilakukan dengan menggunakan perahu karena enceng gondok yang bagus terletak di tengah rawa kadang kalau enceng gondok yang ada di pinggir rawa kurang bagus. Susahnya jika tidak mempunyai perahu bahan dasar enceng gondok harus mereka beli dengan harga Rp 2700,-/kg dan merupakan enceng gondok yang sudah kering.Tapi bagi mereka yang memiliki perahu mereka lebih baik mengambil enceng gondok itu sendiri dan membawa pulang kerumah dengan memikul berat puluhan kilo enceng gondok di punggungnya. 

Tahap kedua Setelah enceng gondok di bawa kerumah mereka kemudian menjemurnya. Proses penjemuran bila musim panas membutuhkan waktu 1-2 minggu tapi kalau musim hujan pengeringan enceng gondok ini dapat memakan waktu setengah bulan bahkan lebih. Makanya banyak dari mereka apabila musim hujan lebih memilih untuk membeli bahan enceng gondok yang sudah kering.

Seorang pengrajin tengah menganyam tanaman enceng gondok
Tahap ketiga, Setelah kering enceng gondok di anyam dengan cara menganyam membentuk seperti kepang rambut, mereka menganyamnya hingga panjang, rata-rata 1 kg enceng gondok dapat membuat anyaman +/- 15 meter panjangnya. Apabila anyaman terlalu kering mereka membasuhnya dengan sedikit air. Anyaman ini dapat di jadikan kerajinan seperti sandal, meja, kursi, pot bunga dan lain-lain. Tahap selanjutnya setelah proses penganyaman jadi, para pengrajin ini menjual kepada pengepul yang juga warga kelurahan Tambakboyo.


Seorang ibu tengah menjual anyaman enceng gondok kepada pengepul
Salah satu pengepul itu adalah Ibu Sumini, warga menjual anyamannya Perkilo dengan harga Rp 4.500 dan Bu Sumini hanya mau menerima anyaman yang bagus, bu Sumini menjualnya lagi dengan harga Rp.4.800,- kepada seseorang yang dia sebut juragan jadi dia untung Rp 300,-/kg. Dia juga tidak tahu apakah orang yang dia sebut juragan itu akan langsung menggunakan anyaman enceng gondok itu menjadi kerajinan rumah tangga atau dia juga akan menjualnya lagi kepada pengrajin mebel.Yang pasti dalam kurun waktu tertentu juragan itu akan menelpon bu Sumini untuk mengambil anyaman enceng gondoknya kadang bu Sumini bisa menjual enceng gondok seberat 3 Kwintal atau bahkan bu Sumini pernah menjual enceng gondok sampai dengan 7 Kwintal.Bayangkan berapa keuntungan yang di dapat bu Sumini…?

Ketidaktahuan warga harus menjual anyamannya kemana yang membuat mereka hanya mendapatkan untung yang sedikit andai mereka dapat menjualnya langsung kepada pengrajin mebel dan alat-alat rumah tangga tentunya keuntungan yang mereka dapat lebih banyak lagi. 


Hasil kerajinan enceng gondok

No comments:

Post a Comment