28.10.09

Pantai Teluk Penyu, Cilacap


Menikmati keindahan Pantai Teluk Penyu di Cilacap pada pagi hari sungguh mengasyikkan. Deburan ombak, lebutnya pasir pantai, kehangatan sinar matahari pagi yang baru saja terbit benar-benar memberikan sensasi tersendiri. Aku benar-benar terpana, barangkali karena selama ini aku terlalu disibukkan oleh "duniaku" sendiri ( mungkin termasuk anda juga ), sebuah dunia yang kita ciptakan dari ketidak berdayaan dan ketidaksadaran, sebuah rutinitas yang membuat kita tak ubahnya seperti mesin. kita menjadi terasing dengan diri kita sendiri, tidak mampu mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh "diri sejati" kita.



Pantai menyadarkanku betapa "diri sejati" ini haus akan "sesuatu yang lain" (others), sesuatu yang tak dijumpai dalam rutinitas keseharian kita. Pantai (dan mungkin juga fenomena alam lainnya ) menyapa kita dengan bahasanya sendiri, sebuah dialog dalam bahasa buana yang indah yang menawarkan sebuah persahabatan.
Bencana alam yang beriringan menerpa negeri kita adalah bentuk lain dari bahasa buana yang tak lagi menawarkan persahabatan. Ada komunikasi yang terputus antara kita dengan alam, bagaimanapun manusia dan alam semesta adalah nagian dari dunia makro kosmos yang saling terikat. Mungkin karena kita telah lama mlupakan alam dan tak lagi mengajaknya berdialog maka bencana demi bencana pun menyapa kita.

Ilegal logging, penambangan liar, pembuangan sampah yang sembarangan bukanlah bentuk komunikasi yang baik dengan alam. Seemua itu adalah bentuk dari keangkuhan manusia, kebodohan manusia dan keserakahan manusia yang mengasumsikan alam tak punya kuasa atas mereka. Berdialoglah dengan alam maka mereka akan mengulurkan pershabatan yang indah, seindah sunrise di pantai...

No comments:

Post a Comment